Jaga Kerukunan dan Kesejukan Demokrasi,

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai menghadiri open house Idul Fitri 1445 Hijriah di kediaman Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Jakarta, Kamis (11/4/2024). (Merdeka.com/Alma Fikhasari)

Liputan6.com, Jakarta Pengamat politik sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam mengapresiasi sikap presiden terpilih Prabowo Subianto yang menghimbau para pendukung atau simpatisannya untuk mengurungkan aksi di Mahkamah Konstitusi (MK) atau tempat-tempat lainnya.

Menurutnya, langkah Prabowo itu sudah tepat dan menunjukkan praktik berpolitik yang dewasa dan bijaksana. Karena lebih mengutamakan kerukunan sehingga memberikan kesejukan di tengah situasi yang kembali memanas menjelang pembacaan putusan MK.

“Saya kira itu tindakan yang arif dan bijaksana dan bagian dari bentuk jiwa kenegarawanan, kita kan hari-hari ini bisa dikatakan defisit jiwa-jiwa kenegarawanan begitu kan,” ujar Surokim, Jumat (19/4/2024).

Surokim menambahkan ketegasan Prabowo untuk meredam gejolak para pendukungnya demi untuk kepentingan yang lebih panjang.

Ia mengatakan Prabowo bisa saja membiarkan masa aksi yang diklaim mencapai 100.000 orang itu menyampaikan aspirasinya di MK, namun hal itu dianggap akan lebih banyak mendatangkan kemudaratan dari pada kemaslahatan

“Gak gampang kemudian orang mau bersifat negarawanan, yang lebih mementingkan kepentingan negara, lebih mementingkan kepentingan masa depan, lebih mementingkan kepentingan-kepentingan futuristik yang lebih besar, kita defisit sekarang. Jadi kalau Pak Prabowo punya sikap yang seperti itu luar biasa, itu harus diapresiasi menurut saya,” ucapnya.

Lanjut Surokim menyampaikan langkah Prabowo itu perlu juga dicontoh oleh calon presiden (capres) atau elite partai lainnya, memberikan edukasi kepada para pendukungnya agar tetap menjaga kerukunan serta tidak memancing kegaduhan.

“Dan semestinya elite dan tokoh-tokoh yang lain melakukan hal yang sama untuk mengedukasi publik untuk memberi tuntunan kepada publik. Jadi kenegarawanan itu kan sekaligus memberikan tuntunan hal yang nyata dipraktikkan oleh beliau,” paparnya.

Harus Bisa Move On

 

Para capres dan elite lainnya, kata Surokim, perlu mengembangkan sikap kenegarawanan, tidak mementingkan ego atau kepentingan pribadi maupun kelompoknya.

“Saya kira mereka perlu mengembangkan sikap kenegarawanan itu supaya levelnya menjadi naik, toh sebenarnya kontestasi itu bukan persoalan menang kalah sesungguhnya mereka semua akan menang, maksudnya bisa menang melawan egonya sendiri,” katanya.